Assalamu'alaikum wr.wb.
Inilah puisi terbaru kami. Kisah tentang keindahan alam semesta. Puisi "Lautan Biru".
Selamat membaca.
Gemuruh sang ombak getarkan jiwa
Mengalir di tepi pantai
Menyambut matahari pagi
Para nelayan berlayar mencari ikan
Demi memenuhi kehidupan
Kadang laut tak sejalan dengan kehendak
Lautan biru kita
Janganlah kita kotori, Janganlah kita lukai
Bila tak ingin dia membalas
Lautan biru kita
Sumber kehidupan manusia
Jangan kau nodai dan hancurkan
Hanya untuk nafsu semata
Lautan biru kita
Lihatlah betapa indahnya
Penuh dengan warna dan makna
Merupakan anugerah terbesar Sang Illahi
Laut kerap kali menjadi pemangsa bagi manusia. Namun apabila kita menjaga dan merawatnya. Maka Insya Allah dia tidak akan mengganggu kita. Janganlah kita merusak laut.
Terima kasih telah membacanya.
Tinggalkan komentar anda.
Wassalamu'alaikum wr.wb.
Label:
Puisi Tentang Alam Semesta
Terimakasih anda telah membaca artikel Lautan Biru. Yang ditulis oleh Yulianto Wibowo pada hari Minggu, 05 Februari 2012. Dan saya ucapkan terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca artikel ini. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar. Semoga artikel ini bermanfaat. :)
Lautan Biru
Diposting oleh
Yulianto Wibowo
~
Minggu, 05 Februari 2012
Artikel Terkait
3 komentar:
Silahkan berkomentar dengan menggunakan tata cara berkomentar dengan baik dan benar.
*Berkomentar dan bertanya sesuai dengan topik artikel.
*Dilarang berkomentar dengan kata-kata yang mengandung SARA, porno, kotor.
*Dilarang mempromosikan web/blog anda.
*Dilarang mencantumkan link hidup pada komentar.
*Dilarang SPAM!!!
Jika anda melanggar. komentar akan kami hapus.
Terima kasih. :)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Terharu sekali ketika aku membaca puisi lautan biru,
BalasHapusmengingatkanku dikala menyepi di pinggiran pantai.
terimakasihya kawan aku telah diberikan kesempatan
untuk membaca puisi semoga Allah SWT.menyertaimu dimana kamu berada.amin
sangat bermakna puisi-nya menyentuh hati, .....
BalasHapussangat bermanfaat sekali puisi-nya izinkan mengkopi puisi ini ...
BalasHapus