Inilah puisi terbaru kami kiriman dari pengunjung. Kisah tentang islami. Puisi "Panggilan Itu Berlalu".
Selamat membaca.
*************************************************
Dengan lemahnya suara itu bertarungMenggenggam sebilah bambu untuk melawan genderang
Menanti hati yang suatu saat akan datang memohon
Melihat sekeliling yang tak memahami atau pura-pura tak paham
Detik demi detik terlewati, meski begitu mencekam dan luruh
Semua suara datang dan ikut meramaikan
Hingga panggilan itu berlalu
Dan panggilan itu tiada baru
Oh Tuhan...
Aku tau kalau suara itu menyerukan namamu
Namun disini, televisi atau bahkan telepon genggam selalu bersuara lebih merdu
Membuat aku hanyut dan panggilan itu berlalu
Kini hidup seperti tergulung samudera
Suara-Mu itu terlalu halus laksana pasir pantai
Suara-Mu itu tak segeram algojo
Suara-Mu yang indah itu bahkan sempat tertutup noda tebal
Aku malu Tuhan,
Begitu banyak panggilan yang berlalu
Panggilan-panggilan dari-Mu
Memanggil hamba-Mu yang terlalu
Hingga Panggilan Itu Berlalu
Karya : Is Susanti
*************************************************
Begitu banyak panggilan (adzan) itu berlalu, Kita seolah tak sadar. Padahal umur kita kian mendekat. Janganlah kita siakan lagi panggilan itu.Mau kirim puisi seperti ini, untuk di publish di blog ini? Silahkan klik Kirim Puisi
Terima kasih telah membacanya.Tinggalkan komentar anda.
Wassalamu'alaikum wr.wb.
Puisi yang bernuansa religi kaya gini saya suka karena memberi pencerahan pada diri saya. Moga kita akan jadi hamba Allah yang selalu mengingat-NYA di kala suka dan duka.
BalasHapusamin, makasih miss udah mau baca puisi ini :)
HapusSemoga Barokah
BalasHapusamin ya allah, mksih :)
Hapusbagus banget puisinya kak,,ijin print ya kak
BalasHapushehe, wah tersanjung ne sayanya. silahkan !
HapusNice poem.... .memang di dunia yang sangat materialistis saat ini, orang mudah melupakan bahwa Adzan-lah suara yang terus berkumandang seiring rotasi bumi... .
BalasHapusiya bener banget tu kak, dari itu kita tingkatkan lagi ibadahnya :)
Hapusmorning ye.. tumpang baca puisi
BalasHapussilahkan kak :)
Hapus